The Wolverine (2013)

Logan: Your grandfather called me Ronin. A samurai without master. That I’m destined to live eternity. Without any reason to live.

Image

Directed By: James Mangold

Cast: Hugh Jackman, Tao Okamoto, Rila Fukushima, Hiroyuki Sanada, Will Yun Lee, Svetlana Khodchenkova, Brian Tee, Hariko Yamanouchi, Ken Yamamura, Famke Janssen

Synopsis:

Ketika menjadi seorang tahanan perang di tahun 1945, Logan (Hugh Jackman) menyelamatkan seorang serdadu Jepang bernama Yashida (Ken Yamamura) dari efek bom atom yang menimpa Nagasaki. Sejak saat itu Yashida bersumpah akan selalu berhutang budi kepada Logan.

Berpuluh- puluh tahun kemudian, Logan didatangi oleh seorang gadis Jepang bernama Yukio (Rila Fukushima) yang mengaku diutus oleh Yashida tua (Hariko Yamanouchi) untuk menjemput Logan menghadap sang bos yang saat itu sedang dalam keadaaan sekarat dan ingin mengucapkan salam perpisahan terhadap orang yang pernah menyelamatkan nyawanya tersebut.

Ternyata kedatangan Logan ke Jepang membawanya ikut terlibat dalam suatu konspirasi yang melibatkan Yakuza, Ninja, dan mutan- mutan jahat lainnya.

Review:

Image

Para petinggi Marvel harus merasa bangga karena meskipun di jagad dunia perkomikan mereka harus bersaing keras dengan DC Comics, namun di dunia perfilman kedigdayaannya masih belum tergoyahkan oleh rival abadinya tersebut. Tercatat ada beberapa franchise yang cukup kuat dengan universe nya masing- masing yang hebatnya diproduksi tidak hanya oleh satu studio seperti adaptasi DC Comics. Dari Marvel Studios sendiri masih merajai dunia adaptasi komik lewat Marvel Cinematic Universe nya lebih dikenal lewat The Avengers storyline. Dari Sony Pictures masih diungguli lewat dua universe Spider-Man ala Sam Raimi dan Marc Webb.

Keberhasilan film- film superhero tersebut tidak lain disebabkan oleh keberhasilan Fox dalam merilis X-Men di tahun 2000. Bisa dikatakan X-Men garapan Bryan Singer merupakan perintis genre superhero movie modern. Sampai saat ini tercatat sudah ada 6 seri X-Men versi film.

Image

Namun meskipun merupakan salah satu franchise superhero tersukses, X-Men Cinematic Universe merupakan sebuah franchise yang berantakan secara timeline. Banyak sekali yang mempertanyakan kontinuitas dari event- event yang ada di franchise ini. Banyak sekali teori yang timbul untuk menjelaskan storyline franchise ini. Yang paling resmi dan paling kuat adalah X-Men: First Class merupakan reboot dari keseluruhan franchise X-Men. Tapi bagi yang sudah tahu plot sekuel dari First Class yang rencananya dirilis tahun depan dan melihat jajaran pemainnya pasti makin bingung. Pasalnya sekuel yang rencana memiliki sub- judul Days of Future Past tersebut diangkat dari storyline berjudul sama yang menceritakan anggota X-Men muda bertemu dengan versi tua mereka. Dan versi tua mereka dimainkan oleh para pemeran X-Men versi Bryan Singer. Dan katanya meskipun First Class adalah reboot X-Men versi Singer, namun Days Of Future Past adalah sekuel dari First Class dan juga The Wolverine yang notabene adalah lanjutan dari X-Men: Last Stand. Bingung? Tos kita! Ini nulis aja sampe kayang saking puyengnya.

Image

Anyway, daripada lama- lama bego mikirin timeline mendingan kita coba review tentang film terbaru franchise tersebut yang berjudul sangat simple. The Wolverine.

Bisa dikatakan The Wolverine merupakan seri terlemah dari keseluruhan franchise. Dari segi naskah kurang begitu bisa menjaga tensi cerita. Terutama di pertengahan film yang terasa sangat boring. Memang terlihat usaha sang sutradara ingin memberikan efek romantis dari seorang Wolverine. Namun bukannya menarik, malah menjadi bumerang bagi film ini. Masih kalah jauh dibandingkan hubungan antara Logan- Jean Grey atau bahkan Logan- Kayla sekalipun yang terlihat lebih romantis dan tidak menurunkan tempo cerita.

Image

Meskipun diakui memiliki basic plot dari miniseri keluaran tahun 1982 karya Chris Claremont dan Frank Miller, film ini masih memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan dari kisah yang sempat disadur ke dalam bahasa Indonesia di tahun 90-an ini.. Bahkan selain plot, beberapa karakter ikonik seperti Silver Samurai dan Viper juga mengalami beberapa perubahan yang untungnya tidak mengganggu hasil akhir film. Mungkin hal ini bisa dimaklumi mengingat sekarang- sekarang ini sepertinya sineas hobi sekali merubah template karakter- karakter komik ke versi layar lebarnya.

Dari jajaran cast hanya biasa- biasa saja malahan cenderung buruk. Bahkan untuk Hugh Jackman pun bagi saya ini merupakan peran terparahnya sebagai Wolverine sepanjang karirnya. Entah kenapa saya kurang menangkap aura sangar dan bengis khas Wolverine di sini. Cast baru pun yang cukup menarik hanya Svetlana Khodchenkova dan Tao Okamoto yang masing- masing berperan sebagai Viper dan Mariko. Itupun bukan dari kemampuan akting namun dari segi fisik.

Image

Untuk action scene, film ini masih menyelipkan beberapa adegan yang cukup seru. Meskipun masih kurang berkelas untuk ukuran sebuah summer movie. Namun adegan- adegan seperti pertarungan di kereta dan di funeral itu sesuatu banget.

So, The Wolverine merupakan sebuah film yang kurang begitu memuaskan dalam hampir semua hal. Terutama porsi drama yang terlalu banyak yang malahan membuat durasi film ini menjadi terlalu panjang dan membosankan. Namun semua itu terbayar dengan mid credit scene yang benar- benar mengagumkan. Stinger yang memiliki durasi cukup lama tersebut merupakan nilai terbaik dari film ini. As a matter of fact, sebagian besar rating yang saya kasih adalah dari stinger tersebut. Uuuuunnggg, ditambah sedikit dari “efek cuci mata” ala Khodchenkova dan Okamoto. (dnf)

Rating:

7/10